Bandar Lampung, BP
Meski teknologi cloud computing (komputasi awan) bukan hal baru di dunia, namun masih banyak masyarakat, terutama perusahaan yang masih belum memaksimalkan teknologi IT ini yang konon sangat efektif untuk saving cost perusahaan. Berkenaan dengan hal tersebut, IBI Darmajaya mencoba mengenalkan cloud computing dengan menyelenggarakan seminar IT, Senin (14/4).
Berlangsung di aula Pascasarjana, kegiatan ini dimaksudkan mengenalkan pengetahuan IT tentang cloud computing di kalangan masyarakat. Seminar diisi langsung oleh pakar IT Indonesia, Onno W. Purbo. Kegiatan ini menjadi rangkaian dies natalis IBI Darmajaya ke XVII yang jatuh pada Juni mendatang.
Ketua panitia kegiatan, Said Hasibuan, M.Kom., mengatakan cloud computing merupakan definisi untuk teknologi komputasi grid (grid computing) yang digunakan pada pertengahan hingga akhir 1990-an. Jargon komputasi awan mulai muncul pada akhir tahun 2007, digunakan untuk memindahkan layanan yang digunakan sehari-hari ke Internet, bukan disimpan di komputer lokal lagi.
Cloud computing atau komputasi awan merupakan tren baru di bidang komputasi terdistribusi dimana berbagai pihak dapat mengembangkan aplikasi dan layanan berbasis SOA (Service Oriented Architecture) di jaringan internet.
Menurutnya, cloud computing semakin populer seiring perkembangan jumlah data dan informasi yang berkembang sangat pesat, sehingga media penyimpanan data seperti, flashdisk, HDD dan jenis storage lainnya kesulitan untuk meningkatkan kapasitas sistem penyimpanan data.
"Di cloud computing ini, data akan terintegrasi menjadi satu dan digunakan melalui web. Dengan cloud computing salah satu fungsi nya kita tidak perlu lagi membawa flashdisk kemana-mana, cukup terkoneksi dengan internet kita dapat menyimpan data di cloud." paparnya.
Dia menambahkan, cloud computing mudah diakses dan yang terpenting, data tersebut aman, dan tersedia dimanapun kita berada. Ini berbeda dengan media penyimpanan konvensional yang ada saat ini, selain kurang fleksibel, juga sangat beresiko.
“Media penyimpanan seperti hardisc maupun flasdisc beresiko rusak dan hilang. Dengan could computing resiko-resiko tersebut dapat dihilangkan, karena semua data sudah tersimpan di web yang tidak mungkin hilang dan dapat diakses kapan saja” ujar Said.
Tindak lanjut dari kegiatan ini, lanjut Said, IBI Darmajaya berencana membangun layanan penyimpanan data berbasis cloud computing. Hal ini, selain menjaga keamanan data, juga untuk efisiensi Sementara itu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Riset, Envermy Vem, M.Sc.m, mengatakan, seminar ini penting dilaksanakan karena mengingat kemajuan teknologi informasi yang melanda peradaban umat manusia yang harus disikapi dengan cerdas dan bijaksana.
“Teknologi komputasi awan atau sering disebut dengan istilah Cloud Computing bukanlah teknologi baru. Namun masih banyak yang belum menerapkannya bahkan kurang memahami apa sebenarnya teknologi komputasi dan bagaimana penerapannya. Melalui seminar ini, mudah-mudahan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai aplikasi tersebut” pungkasnya.(*)