Gubernur Ridho Ficardo saat pemaparan seminar daerah di Kampus UBL, Kamis (19/6).(Bp/Arta) |
Bandar Lampung, BP
Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menargetkan provinsi Lampung peringkat kelima nasional tingkat kesejahteraan penduduknya.
Untuk menyikapi hal ini dirinya, akan meningkatkan bidang sosial dan budaya. Mengingat berdasarkan urutan se-Sumatra angka kemiskinan, Provinsi Lampung berada diurutan ke-3 setelah provinsi Aceh dan Bengkulu. Sedangkan secara nasional Lampung berada pada urutan ke 10.
"Pada program kerja pemprov tahun 2014-2019, Entah bagaimana caranya, kita harus bisa naik minimal dua tingkat. Yang jelas target kita tergetkan Lampung bisa berada diurutan ke lima nasional," ujar Ridho dalam pemaparan seminar di kampus Program Magister Universitas Lampung (UBL), Kamis (19/6).
Gubernur Termuda se-Asia Tenggara ini, menambahkan, menyikapi data BPS pada September 2013 yang mencatat penduduk miskin di Lampung sebesar 14,39 persen atau 1.136,06 ribu jiwa. Ridho juga akan berupaya menyikapi kondisi yang terjadi ini. Terlebih, data yang dihimpun tersebut juga, mencatat angka tersebut dibawah standat nasional sebesar 11,47 persen.
"Kita ketahui penduduk miskin terkonsentrasi di perdesaan dengan tingkat kemiskinan sebesar 15,62 persen, atau 911,53 ribu jiwa. Tingkat kemiskinan ini dipengaruhi oleh minimnya pendapatan dan lapangan kerja, ini juga akan kita coba benahi dengan menyediakan beberapa lapangan pekerjaan. Sehingga dengan demikian kesejahtraan masyarakat lampung bisa semakin membaik, serta angka kemiskinan juga semakin menurun," kata dia.
Tujuan seminar ini pun mengharapkan arah dan konsep pembangunan Lampung ke depan sebagai pikiran dan tindakan dari kepemimpinan seorang M. Ridho Ficardo. Pada kesempatan ini, Gubernur Lampung memaparkan rencana rencana strategis Kondisi ekonomi dan pembangunan Lampung. "Kami akan memulainya dari persoalan pembangunan Infrastruktur (Jalan, energi dan pertanian) yang merupakan tulang punggung kesejahteraan masyarakat,"beber Ridho.
Lebih lanjut, dikatakan Ridho, Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi jalan yang rusak parah, kondisi kelistrikan dan kerusakan daerah aliran irigasi. putusnya beberapa jembatan diruas jalan nasional maupun jalan provinsi jelas mengakibatkan terganggunya arus transportasi. Sedangkan kondisi kelistrikan di Lampung, daya mampu pembangkit listrik hanya 526 MW sedangkan kebutuhan beban puncak 769 MW. “Untuk yang terakhir jelas mengakibatkan menurunnya produktivitas hasil pertanian. Dimana mayoritas penduduk Lampung ditopang ekonomi pertanian di pedesaan,” Ujarnya.
"Hasil sharing bersama Balai Besar Pengairan Pusat dan Provinsi (kemarin) mengharuskan Lampung untuk membangun 3 waduk lagi dalam menopang pertanian di Lampung. Hal ini didasari pada saat pergantian ke musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan di lahan pertanian,"tandasnya.(Fik/Arta)