Minggu, 07 September 2014

Peluncuran KRI Teluk Bintuni Makan Korban

BONGKARPOSTT.COM
Lantaran sling baja putus, peluncuran Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 jenis landing shift tank (LST) seharga Rp160 miliar jadi berantakan.
Pasalnya, akibat Insiden ini, tiga pekerja PT Daya Radar Utama (DRU) yang terhantam KRI Teluk Bintuni mengalami luka-luka, meski Tidak ada korban jiwa. Namun, rencana peresmian di pinggir galangan PT DRU seperti berantakan.
KRI Teluk Bintuni 520 merupakan kapal perang pesanan TNI-AL yang diproduksi di PT DRU, Panjang, Bandar Lampung. Dengan panjang 210 meter dan lebar 18 meter.
KRI Teluk Bintuni memiliki kecepatan 16 knot dan dipersenjatai meriam antipesawat udara kaliber 40 mm satu buah, meriam kaliber 20 mm dua buah, serta meriam kaliber 7 mm dua buah. Kapal ini juga bisa mengangkut dua helikopter jenis Bell R.
Informasi yang dihimpun Harian Bongkar Post, saat sling baja putus, para pekerja di lokasi berhamburan menyelamatkan diri. Begitu juga awak media. Para pekerja pun berteriak mencari teman-temannya yang pada saat kejadian berada di posisi belakang kapal yang menjadi jalur peluncuran kapal.
“Sling putus akibat angin kencang, sehingga tak mampu menahan beban kapal,”kata Mayor Yan Saragih, salah satu anggota Satgas AL, di lokasi kejadian.
Tampak, saat kejadian, seorang pekerja yang digotong enam pekerja lain dimasukkan mobil ambulans milik TNI Angkatan Laut. Ada juga pekerja yang masih bisa berdiri dan dipapah temannya, kemudian dibawa untuk menjalani perawatan. Mereka sedang menyiapkan balon udara di laut untuk peluncuran KRI Teluk Bintuni.
Menurut salah satu petugas, kejadian sekitar pukul 15.10 WIB itu sangat cepat. Tiba-tiba sling putus dan kapal langsung meluncur ke laut.”Posisi para pekerja di belakang badan kapal. Mereka lagi di laut untuk merapikan jalur peluncuran. Kalau tidak salah korban yang dibawa itu dari Divisi Peluncuran PT DRU, yang bernama Jaja,”ungkap, karyawan PT DRU, .
    Salah satu pekerja bernama Ade menyatakan, bulan lalu juga ada pekerja yang patah tulang karena terjatuh dari kapal. ’’Risiko bekerja di galangan kapal ya kayak gini. Ada saja di luar dugaan. Bulan lalu ada pekerja yang terjatuh serta mengalami patah tulang,” ungkapnya.
    General Manager Production PT DRU Edy Wiyono (50) mengatakan, kejadian ini di luar dugaan. Karena semua sudah dipersiapkan dengan matang. Baik ukuran maupun kekuatan tali slingnya, kemiringan slipway-nya, sampai landasan slipway-nya. Untuk slipway disiapkan tim engineering PT DRU sendiri.
    Semua pejabat dari Kabaranahan Kemenhan Laksma TNI Ir. Rachmad Lubis, Dirjen Perindustrian Budi Darmaji, Aslog Kasal Laks. Pertama TNI Ir. Hari Pratomo, Danrem 043/Gatam Kolonel Arm. Winarto, Danlanal Kolonel (P) Suharto, dan jajaran direksi PT DRU kaget karena kapal sudah berada di laut. Akhirnya, para tamu hanya berdiri di tenda acara peluncuran.
    Direktur Utama PT DRU Amir Gunawan mengatakan, insiden meluncurnya kapal KRI Teluk Bintuni karena faktor alam. Akibatnya, sling putus dan kapal meluncur ke laut. Namun, hal seperti ini biasa terjadi.  Tetapi, setelah tim selam melakukan pengecekan, kondisi kapal tidak ada kerusakan.
    ’’Korban hanya satu, saat ini sedang dirawat intensif, bukan tiga orang. Korban hanya shock. Secepatnya pulih, dibawa ke puskesmas terdekat. Kondisi KRI tidak ada kerusakan pasca meluncur sendiri ke laut. Tim selam sudah melakukan pemeriksaan bagian bawah kapal,” ungkapnya, Jumat (5/9).    
Dikatakannya, Kapal Republik Indonesia ini untuk pertama kali dikerjakan galangan kapal swasta di Lampung. Alasannya agar Lampung menjadi industri maritim selain Surabaya.”PT DRU memenangkan tender ini menyisihkan 7-8 perusahaan pembuatan kapal. Harganya senilai Rp160 miliar. Meski memiliki cabang di Jakarta, kami memilih Lampung agar ke depannya provinsi ini bisa menjadi industri maritim, serta sumber daya manusianya berasal dari Lampung,”bebernya.
Sementara, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Kolonel Laut (P) Suharto ikut menanggapi terjadinya peluncuran kapal di luar dugaan yang menimpa tiga pekerja PT DRU ini.”Ketiga pekerja sudah membaik, hanya mengalami shock. Mengenai peluncuran di luar dugaan, kita lihat ke depannya saja mengenai kerja samanya. Komandan Satgas AL Kol. Laut (P) M. Setiadiono Rianto dan dari DRU sendiri menyampaikan kondisi kapal hasil penyelaman bagus. Yang menghambat itu karena ada balon udara yang terjepit,”bebernya.
Sementara, dikatakan Karyawan PT.DRU lainnya, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan, dirinya masuk dalam satu tim penyelam.”Yan anti saya bagian penyelamnya, kalau sudah semua kita bagian penyelamnya. Untuk korban tadi itu sudah siuman kok, gak kenapa-napa, mungkin karena shock aja,”kata dia.(Fik)
Share this article now on :
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))