Lampung Utara, BP
Hancurnya jembatan gantung aliran Sungai Way Abung tepatnya di Desa Simpang Abung, Kecamatan Abung Selatan, Lampung Utara (Lampura) akibat banjir bandang beberapa waktu lalu, mengakibatkan puluhan pelajar di daerah setempat terpaksa harus melepas beberapa atribut sekolah untuk melewati sungai tersebut.
Diketahui, jembatan tersebut merupakan jalan utama bagi masyarakat setempat dan khususnya para pelajar untuk mendapat pelajaran di sekolah.
Dari pantauan Bongkar Post, jembatan itu adalah jembatan penghubung dua dusun, yaitu Dusun Tanjung Aman dan Dusun Tanjung Baru berbatasan dengan Simpang Abung, Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara (Lampura). Warga berharap jembatan itu bisa segera diperbaiki karena merupakan salah satu akses utama warga setempat.
Puluhan pelajar, baik SD, SMP maupun SMA bahkan warga merasa kesulitan jika akan menyebrang karena kondisi arus air sangat deras. "Seluruh anak sekolah dari dua dusun yang melewati sungai ini kesulitan kalau menyebrang baik itu pergi atau pulang. Apalagi kalau masih anak – anak, mereka harus berhati - hati, dan harus buka sepatu karena biar tidak basah, gimana coba kalau terpeleset, siapa yang mau tanggungjawab,” jelas Awan (35) salah satu warga Desa Simpang Abung, saat ditemui di lokasi ambruknya jembatan gantung. "Dan bukan hanya itu, kami warga sini pun kesulitan melakukan aktivitas seperti biasanya seperti ke kebun dan lain-lain," tambah Awan.
Senada juga dikatakan oleh Yuli (28) salah satu wali murid pelajar SD di daerah setempat. Dirinya mengatakan sangat merasa terbebani akibat hancurnya jembatan gantung di daerahnya. Setiap hari ia bersama wali murid yang lain harus mengantar anaknya pergi sekolah dan menjemput ketika sepulang dari sekolah, karena jika anaknya tidak diantar ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pasalnya, arus Sungai Way Abung tersebut sangat deras. “Kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah, kami berharap kepada Bupati Baru (Agung Ilmu Mangku Negara) bisa ambil kebijakan untuk perbaiki jembatan itu, kami sangat membutuhkan jembatan gantung ini,” ujarnya sembari menuntun anaknya menyebrangi sungai.
Keterangan warga tersebut dibenarkan oleh Kepala Desa (Kades) Simpang Abung, Ahmad Yani yang menjelaskan, lebih dari 100 Kepala Keluarga (KK) yang berasal dari 2 dusun di seberang Sungai Way Abung merasa sangat disulitkan akibat hancurnya jembatan gantung tersebut. Bukan hanya itu, warga desa lain pun mersa kesulitan jika hendak mengambil hasil pertanian diseberang sungai. "Saya selaku kepala desa sangat merasa sedih akibat hancurnya jembatan tersebut, terutama bagi anak-anak pelajar, mereka kesulitan melakukan aktifitas belajar, karena ini akses utama, banyak juga hasil pertanian yang harus melewati sungai ini,” ujar Ahmad ketika disambangi di kediamannya. (sol/nal)