Lampung Utara, BP
Jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) Lampung Utara (Lampura) dari tahun ke tahun terus bertambah.
Bila tahun 2013 silam penderita AIDS berjumlah 53, kini jumlahnya bertambah menjadi 54 penderita. "Tahun ini penderita AIDS bertambah satu orang. Kalau tahun lalu jumlahnya 53, sekarang jadi 54 penderita AIDS," kata Manajer program Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Lampura, Eza Mayang Saputra.
Dikatakannya, penderita HIV/AIDS di daerahnya terus mengalami kenaikan tiap tahunnya. Kenaikan yang cukup tajam atas penderita HIV/AIDS terjadi pada tahun 2011 silam. Dimana pada tahun itu, jumlah penderitanya bertambah sebanyak 17 orang. Sementara tahun 2012 silam, penderitanya hanya bertambah lima orang. "Sedangkan tahun 2013, penderitanya bertambah 12 penderita," jelasnya, sembari menambahkan penyebaran penyakit yang belum ada obatnya ini disebabkan oleh berbagai faktor penggunaan narkoba yang menggunakan jarum suntik, Pekerja Seks Komersil (PSK), Laki - Laki Suka Laki - Laki (LSL).
Dimana, dalam urusan pengguna heroin, Eza memaparkan bahwa Kabupaten Lampura menempati urutan teratas di Provinsi Lampung dengan jumlah 420 penderita. Sementara, untuk urusan LSL, Lampura menempati urutan kedua di Provinsi Lampung dengan jumlah 650 LSL. "Pengguna heroin di Lampura menempati urutan puncak di Provinsi Lampung. Kalau, LSL-nya di Provinsi Lampung nomor 2," ungkap dia.
Sedangkan untuk wilayah yang dikategorikan terbilang rawan penyebaran HIV/AIDS terjadi di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Kotabumi dan Kecamatan Kotabumi Selatan. Sebab, kedua wilayah itu termasuk wilayah yang sangat dekat dengan peredaran narkoba. "Selain dua kecamatan itu, masih ada kecamatan lainnya," ucapnya tanpa menyebutkan nama kecamatan yang dimaksud.
Sayangnya, sederet prestasi 'minor' tersebut tak mampu menggugah perhatian dan kepedulian Pemerintah Kabupaten Lampura terhadap bahaya penyebaran penyakit HIV/AIDS yang terbilang sangat minim. Hal ini dengan dibuktikan dengan tidak disediakannya anggaran operasional kepada KPA pada tahun ini. Akibatnya, sejumlah program KPA Lampura, dan jalinan koordinasi antara KPA Lampura dengan Dinas Kesehatan (Diskes) Lampura, Diskes Provinsi serta KPA provinsi menjadi terhambat. "Tahun ini tidak ada bantuan untuk penunjang operasional. Mau mengirim laporan ke KPA/Diskes Provinsi saja mesti ke warnet," beber dia.
Untuk mengatasi ketiadaan anggaran operasional tersebut, pihaknya hanya mengandalkan bantuan hibah dari luar negeri. Dimana pada tahun lalu, pihaknya memperoleh bantuan hibah dari luar negeri sekitar Rp80 juta. "Paling nunggu dana hibah dari luar negeri. Tahun kemarin, KPA dapat bantuan Rp80 juta," tutup dia.
Di sisi lain, Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Diskes, Ibnu Chattab menjelaskan, penambahan penderita HIV/AIDS tahun ini berasal dari Kecamatan Tanjung Raja. "Asalnya dari Tanjung Raja," kata dia singkat. (Sol)